Indonesia memiliki banyak SDA yang melimpah. Hal ini dapat
dikelompokkan menjadi beberapa sumberdaya alam diantaranya : sumber daya udara,
sumber daya tanah, sumber daya air, sumber daya hutan, sumber daya tambang dan
sumber daya laut. Sumberdaya tersebut sangatlah memiliki potensi tersendiri
untuk mempertahankannya. Sehingga manusialah yang sangat berperan aktif akan
hal ini untuk menjaga kelestarian alam. Dan saya akan meyampaikan salah satu
SDA yang sangat kita butuhkan tiap waktunya yaitu sumberdaya air. Berikut
penjelasan saya.
Potensi Sumber Daya Air
Perhatikanlah dari
mana saja penduduk di sekitar tempat tinggalmu memperoleh air? Apakah air
tersebut habis karena dimanfaatkan oleh mereka? Sebagian dari mereka mungkin
memperoleh air dari sumur yang dibuatnya. Sebagian yang lain mungkin dari
sungai, danau, waduk, atau bahkan dari lembaga penyedia air. Namun, walaupun
terus dimanfaatkan, air tersebut tidak habis. Mengapa demikian?
Ketika sinar matahari
memanaskan permukaan bumi, terjadi penguapan atau evaporasi. Dalam proses
penguapan, air (zat cair) berubah wujud menjadi uap air (zat gas). Uap air
tersebut kemudian naik menjauhi permukaan bumi dan terjadilah proses
kondensasi, yaitu perubahan uap air menjadi titik-titik air. Bersamaan dengan
proses tersebut, terbentuklah awan dan selanjutnya turun sebagai hujan.
Demikian seterusnya, air berubah wujud menjadi uap dan kadang menjadi es,
kemudian berubah menjadi air kembali. Melalui proses tersebut, dapat dimengerti
mengapa air tidak pernah habis. Proses inilah yang dikenal sebagai siklus air
atau siklus hidrologi. Siklus air ini digongkan menjadi 3 kelompok, yaitu
siklus pendek, sedang, dan panjang. Untuk memahami prosesnya, berikut
penjelasannya :
|
Siklus pendek air yang menggambarkan terjadinya
siklus hujan
|
Siklus air yang diuraikan di atas
disebut sebagai siklus pendek. Sementara pada siklus sedang, air yang menguap
berubah menjadi titik-titik air. Dari titik-titik air itu, terbentuklah awan.
Angin membawa awan berpindah lokasinya ke wilayah lainnya atau daratan. Di
daerah tertentu, awan tersebut kemudian menurunkan hujan. Aliran air hujan
kemudian masuk ke sungai dan akhirnya kembali ke laut.
|
Siklus sedang air yang menggambarkan proses
terjadinya hujan di daratan
|
Siklus air bisa lebih panjang dari
siklus sedang. Air yang menguap kemudian mengalami kondensasi dan berubah
menjadi partikel-partikel es melalui proses sublimasi.
Pada tahap berikutnya, air yang telah
menjadi kristal-kristal es kemudian turun sebagai hujan dan atau salju. Di
daratan, salju tersebut membentuk gletser. Es kemudian mencair dan masuk ke
sungai dan pada akhirnya, es yang mencair itu mengalir menuju lautan.
|
Siklus panjang air yang menggambarkan siklus hujan
berupa hujan salju
|
Indonesia memiliki sumber daya air yang
berlimpah karena curah hujan yang besar. Namun, di beberapa daerah seperti di
Nusa Tenggara Timur, mengalami kekurangan sumber daya air karena curah hujan
yang kecil. Di samping itu, kondisi tanah di NTT, berbatu (cadas) sehingga air
tidak dapat meresap dengan baik ke dalam tanah.
Air di Indonesia tersedia dalam berbagai
bentuk, yaitu air hujan, air danau, air sungai, dan air tanah. Gambaran tentang
sumber daya air tersebut adalah sebagai berikut.
A.
Air Hujan
Curah hujan di Indonesia umumnya sangat tinggi
sehingga sangat mendukung kegiatan pertanian. Oleh karena itu, banyak
masyarakat Indonesia yang memanfaatkan lahannya untuk kegiatan pertanian. Pada
musim kemarau, air hujan sangat terbatas sehingga sebagian petani membiarkan
lahannya tidak ditanami tanaman yang tidak terlalu banyak membutuhkan air.
Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan bantuan
sarana irigasi yang dapat memenuhi kebutuhan air pada musim kemarau. Hujan jika
tidak dikelola dengan baik juga akan menimbulkan dampak lingkungan yang luar
biasa. Dampak yang sangat merugikan dan membahayakan manusia adalah munculnya
bencana banjir. Bencana banjir terjadi karena hutan di daerah hulu sungai telah
mengalami kerusakan dan adanya kebiasaan buruk manusia dalam membuang sampah.
B.
Air Sungai
Air hujan akan mengalir ke wilayah yang lebih rendah.
Tempat yang lebih rendah merupakan lembah atau dataran rendah. Di tempat itulah
air berkumpul membentuk aliran air berupa air sungai. Jadi dapat dipahami bahwa
Sungai adalah bagian dari muka bumi yang lebih rendah, tempat air mengalir dari
hulu sampai hilir.
Curah hujan di Indonesia yang sangat besar menimbulkan
banyak sungai dengan berbagai ukuran. Ada sungai yang berukuran kecil dan ada
sungai yang berukuran sangat besar. Sungai-sungai yang berukuran besar ada di
sejumlah pulau besar seperti Kalimantan, Papua, dan Sumatra.
C.
Air Danau
Danau terletak di daerah yang lebih rendah daripada
daerah sekelilingnya. Danau merupakan wilayah cekungan di daratan yang terisi
oleh air. Sumber air yang mengisi danau tidak selalu dari air sungai, tetapi
juga bisa dari air hujan secara langsung maupun rembesan dari air tanah di
sekitar danau. Berikut ini adalah kategori danau berdasarkan proses
pembentukannya. Berdasarkan proses pembentukannya, danau dibedakan menjadi (1)
danau vulkanik, (2) danau tektonik, (3) danau vulcano-tectonic, (4) danau
pelarutan, (5) danau ladam, (6) bendungan.
1. Danau vulkanik
Yaitu danau yang terbentuk pada lubang kepundan atau
kaldera gunung berapi. Danau tipe ini sangat berbahaya jika gunung berapinya
masih aktif. Akan terjadi letusan jika air danau meresap menuju magma, Selain
itu akan terjadi banjir bandang jika sampai dinding kawah jebol. Karena itulah
dibuat terowongan untuk mengurangi volume air danau. Contoh danau jenis ini
ialah Danau Kelimutu (Flores), Segara Anak (Rinjani), Kawah Ijen, Batur,
Bratan, Kawah Kelud, Danau Sarangan, dan Danau Kerinci.
2. Danau tektonik
Yaitu danau yang terbentuk karena adanya gerakan
tektonik atau gerakan lempeng bumi sehingga terbentuk cekungan-cekungan akibat
patahan dan lipatan. Contohnya: Danau Tempe, Danau Tondano, Danau Towuti, Danau
Poso di Sulawesi, Danau Maninjau, Danau Takengon, dan Danau Singkarak di
Sumatra.
3. Danau vulcano-tectonic
Yaitu danau yang terbentuk karena gabungan proses
vulkanik dan tektonik. Patahan atau depresi terjadi pada bagian permukaan bumi
pasca letusan. Dapur magma yang telah kosong menjadi tidak stabil sehingga
terjadi pemerosotan atau patah. Cekungan akibat patahan tersebut kemudian diisi
oleh air. Contohnya Danau Toba di Sumatra.
4. Danau pelarutan (solusional)
Danau pelarutan (solusional), yaitu danau yang
terbentuk karena proses pelarutan pada bentuk lahan negatif atau berada di
bawah rata-rata permukaan setempat. Peristiwa ini terjadi di daerah kapur
(karst) oleh air hujan yang mengandung CO2. Bentuk lahan yang negatif pada
daerah karst (pegunungan kapur) antara lain doline. Doline adalah ledokan atau
lubang yang berbentuk corong pada batu gamping atau batu kapur dengan diameter
dari beberapa meter saja sampai 1 km dengan kedalaman dari beberapa meter
sampai ratusan meter.
5. Danau ladam
Danau ladam atau tapal kuda (oxbow lake) terbentuk
akibat proses pemotongan saluran sungai yang berkelok-kelok (meander) secara
alami dan ditinggalkan oleh alirannya. Sungai tersebut terputus dari sungai induknya
dan sumber air yang diperoleh hanya dari air hujan. Besar danau bervariasi
sesuai dengan ukuran sungai yang membentuknya.
6. Bendungan atau waduk
Bendungan atau waduk, yaitu danau yang sengaja dibuat
manusia dengan cara membendung aliran sungai. Waduk dibuat dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan irigasi dan pembangkit tenaga listrik. Selain itu, dengan
dibangunnya waduk, air dapat diatur sesuai keperluan, misalnya pada musim
hujan, sebagian air disimpan dan pada musim kemarau air bendungan dialirkan untuk
mengairi sawah, dan berbagai keperluan lainnya. Contohnya Waduk Jatiluhur,
Cirata, Saguling, Karangkates, dan Gajahmungkur.
Remember :
SUMBER DAYA AIR DI INDONESIA BEGITU BERLIMPAH, NAMUN SUMBER DAYA TERSEBUT
BANYAK YANG TELAH MENGALAMI KERUSAKAN. APA PENYEBABNYA??
ALAM?
MANUSIA?
jika PERNAH, SEBAIKNYA SEGERA DIHENTIKAN SEBAGAI WUJUD SYUKUR KITA PADA
TUHAN YANG MAHA ESA.
TUGAS
“EKONOMI SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN”
Nama :
Ria Septiana Sasmita Putri
NIM
: C1G 014 193
PROGRAM
STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS
PERTANIAN-UNIVERSITAS MATARAM
2016